Page 13 - Al Ashri 48.cdr
P. 13

SENI budaya


            mengambil  mainan  seperti  ular  tangga,  karet   siang,  aku  hanya  melihat  empat  anak  kecil
            yang dikepang menjadi sangat panjang, gasing      bermain layangan.
            zaman dulu, dan beberapa koleksi lainnya.            Apakah mereka tidak memilih untuk bermain
               “Tapi, aku tidak tertarik dengan semua mainan   game  di  rumah.  Itu  jauh  lebih  menyenangkan
            ini, ini semua membosankan tidak seperti mainan   ketimbang bermain di luar, menguras tenaga. Tapi
            yang  aku  punya.”  tolakku  yang  tidak  tertarik   dari wajah mereka, mereka terlihat bahagia sekali
            dengan semua itu.                                 dengan itu.
               “Kia, kamu ini bicara apa?.” Mama mulai marah.      Aku mencoba untuk mendekati mereka, dan
            Aku hanya diam.                                   mulai  berkenalan.  Aku  kenal  dua  dari  mereka
               “Kalau Mama jujur, mainan dulu lebih baik dari   adalah  tetanggaku.  “Halo  Nick  dan  Maira!”  aku
            yang  sekarang,  saat  Mama  seusiamu  Mama       menyapa  mereka.  “Halo,  Kak  Kia!”  sapa  Maira
            sangat suka  bermain  di  luar  rumah  daripada  di   dengan senyum manisnya.
            dalam rumah. Mencari teman yang banyak agar          Mereka mengenalkanku pada dua anak yang
            dapat  bermain  ramai-ramai  seperti  Kak  Kaina,   lain,  itu  sepupu  mereka  namanya  Flo  dan  Fia.
            sedangkan  kamu,  kamu  jarang  ke  luar  rumah,   Nama  Fia  itu  mirip  namaku.  Mereka  berdua
            malas  bertemu  orang.  Main  handphone  dan      pendiam, tidak seperti Nick dan Maira yang berisik
            laptop setiap hari, itu tidak baik untuk matamu,   dan cerewet.
            Kia!” Mama panjang lebar memarahiku.                 Mereka  mengajakku  bermain  layangan,  aku
               “Iya, iya aku tahu itu semua Mama.” Aku tidak   bertugas memegang layangan Nick. Nick menarik
            mau dimarahi Mama. Aku berlari menuju kamarku     tali  yang  ia  pegang,  ujung  dari  layangan  yang
            dan mengambil tas unguku. Mengisi tas dengan      kupegang.  “Mundur  terus,  Kak  Kia!”  anak  kecil
            mainan yang kupunya dan berlari meninggalkan      berambut  pendek  itu  menyuruhku,  aku
            rumah.                                            menurutinya.
               Mama  sempat  berkata “Tunggu  Kia,  jangan!”      Aku  melihat  layangan  Maira  yang  sudah
            dan mengejarku. Sayang, lariku tentu lebih cepat   terbang, warna ungu kesukaan Maira. Aku terus
            daripada Mama. Mama kelelahan mengejarku dan      mundur dan mundur hingga aku merasa bahwa
            masuk  ke  rumah.  Dua  kemungkinan,  pertama     layangan  itu  berat  ditarik.  “Kak  Kia,  jangan
            Mama  mengambil  minum.  Kedua,  Mama             kejauhan dong!” Nick meneriakiku.
            menelpon tetangga atau temanku kalau aku ke          Eh, aku sadar kalau layangan Nick putus karena
            rumah mereka untuk memberi kabar padanya.         kutarik terus. “Yah layanganku putus deh, Kak Kia
               Aku pun sama, lelah, aku memutuskan untuk      sih Tarik-tarik terus.” Mata Nick mulai berkaca-kaca,
            mengistirahatkan kakiku di warung yang lumayan    kurasa  Dia  mau  nangis.  “Maaf,  Nick.”  aku
            jauh  dari  rumahku.  Komplekku  ini  termasuk    mengembalikan layangannya.
            komplek  besar,  besar  sekali  hingga  mencari      “Tidak, Kak Kia jahat, Aku gak mau main lagi.”
            alamat saja pasti bingung.                        Nick menangis.
               Aku membeli minum dan es krim kesukaanku.         “Jangan gitu dong Nick.” Maira membujuk.
            Memakannya di warung tersebut, dan menikmati         “Masa layangan putus aja Nick nangis sih.” Fia
            waktu sendiri. “Habis lari dikejar apa, Dek?” pemilik   mulai bicara
            warung bertanya padaku. Aku hanya tersenyum          “Sudahlah  Nick,  Aku  belikan  untukmu  yang
            padanya, kalau aku memberi tahu pasti pemilik     baru, gambar mobil.” Sebenarnya dari lima menit
            warung  akan  mengantar  atau  memberi  tahu      dia  menangis  aku  pergi  ke  warung  membeli
            Mama.  Aku  yakin  itu,  pemilik  warung  ini  kenal   layangan.  Nick  menghentikan  tangisannya,
            dengan Mama.                                      menerima layangan tersebut dan mulai terseyum.
               Setelah selesai makan es krim aku pergi dari      “Aku pergi.” aku pergi menjauh dari empat anak
            warung itu. Aku tak tahu mau ke mana sekarang.    kecil  itu,  huft  benar-benar  menyebalkan,  lebih
            Kalau ke rumah teman pasti mama temanku akan      baik dari tadi aku main game yang kubawa saja.
            menelpon  Mama.  Aku  benar  benar  tidak  tahu   “Makasih Kak Kia,” teriak Nick dan Maira. Biarkan
            sekarang, aku menyesal.                           saja  si  Nick  itu,  dia  anak  kecil  dan  membuatku
               Aku berpikir untuk pergi ke tanah kosong atau   makin membenci main di luar.
            tempat  bermain  anak-anak  komplek  ini.  Sudah
            lama sekali aku tidak ke sini. Sekarang jam satu   *** bersambung




                                                                                   Al Ashri edisi 48 11
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18