Page 77 - Al Ashri 51.cdr
P. 77
RENUNGAN
yang menafsirkan bahwa "orang-orang yang ayat di atas berlaku di dunia dan di akhirat.
berpikir" tersebut adalah para cendekiawan dan Alasannya jika hanya berlaku di akhirat, maka
seorang pemikir atau seorang ilmuwan. bertentangan dengan ayat 51 dalam surat
Jika diamati, hubungan antara ayat-ayat al- Ibrahim.
Quran dan realitas kehidupan akan terlihat sangat
jelas. Mentafakkuri hubungan antara ayat-ayat al-
Quran dengan ayat-ayat kauniyyah, akan
melahirkan berbagai macam ilmu pengetahuan.
Entah itu ilmu tentang biologi, fisika, geografi,
psikologi, sosiologi, kedokteran, pertanian dan Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-
lain sebagainya. Sebagai contoh, coba kita tiap orang terhadap apa yang ia usahakan.
mentafakkuri dua ayat berikut ini, Allah Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.
berfirman:
Di dalam ayat ini Allah disebutkan Maha Cepat
hisab-Nya. Nah, kalau setiap balasan itu harus
menunggu dulu sampai datangnya hari kiamat,
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan bukankah itu berarti lama? Akibat dari perbuatan
seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat dosa dan zalim terhadap orang lain sebenarnya di
(balasan)nya. dunia pun akan dirasakan. Bukankah sudah
banyak terjadi, orang yang zalim akhirnya
mendapat kezaliman dari orang lain. Orang yang
jahat, mendapatkan akibat dari kejahatannya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan Demikian pula, orang yang baik, selalu mendapat
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan kebaikan di dalam kehidupannya?
melihat (balasan)nya pula. Perbuatan baik, akan mendapat balasan
kebaikan. Dan perbuatan buruk, akan mendapat
Dalam kehidupan nyata, siapa pun yang selalu akibat dari keburukan pula. Ini sudah menjadi
berbuat baik, dia akan selalu mendapatkan sunnatullah alias hukum Allah yang berlaku di
kebaikan dan bantuan dari orang lain. Demikian dunia sampat akhirat. Jika seseorang sudah
pula, apapun kejahatan yang dilakukan seseorang memahami hukum Allah ini, maka ia tidak perlu
terhadap orang lain, selalu ada jalan untuk lagi berdoa agar orang yang menzalimi dirinya
kembali kepada si pelaku. Jika tidak pelaku yang dibalas oleh Allah SWT., Ia tidak perlu menjadi
mendapat balasan, bisa jadi keluarganya, anak, pendendam terhadap orang-orang yang berbuat
cucu atau cicit yang akan merasakan dampak dari jahat kepadanya. Toh, Allah sendiri sudah
perbuatannya. menetapkan hukumannya. Kalau direnungkan,
Kurangnya pemahaman tentang adanya kedua ayat ini pun bisa menjadi bagian dari ilmu
hubungan yang kuat antara ayat al-Quran dengan psikologi, yang memberikan solusi bagi orang-
realitas kehidupan, menyebabkan ayat ini orang yang sakit hati dan dendam karena
dianggap hanya berlaku nanti saat di akhirat. perbuatan orang lain terhadapnya. Selanjutnya
Sehingga dampak dari pemahaman seperti itu, apakah diri kita beriman terhadap ayat-ayat
akan membuat orang tidak peka dan tidak merasa tersebut? Apakah kita yakin bahwa hukum Allah
khawatir berbuat dosa dan zalim terhadap orang itu berlaku di dunia ini? Kalau kita beriman dan
lain. Karena mereka berpikir, siksaan itu akan yakin, tentu kita akan ridho dan rela terhadap
mereka terima nanti kalau sudah mati. Selama segala ketentuan Allah SWT., sehingga kita pun
belum mati masih bisa bertaubat. Pemahaman akan merasakan ketenangan jiwa dalam setiap
seperti inilah yang menimbulkan kemerosotan keadaaan.
akhlak di kalangan umat Islam. Ibadah rajin, Wallahu 'alam.
maksiat jalan terus. Seakan-akan ibadahnya tidak [Firman]
berpengaruh pada perilaku sehari-hari. Padahal,
Al Ashri edisi 51 75