Page 5 - AL ASHRI EDISI 40
P. 5

SENI budaya


            Perginya
            Perginya










                                  Mama Kasih
                                  Mama Kasih







               Mama Kasih  sudah  meminum  obat yang           Saat di mobil, Kasih tiba-tiba menyanyi  lagu
            dibelikan Kasih.  Kepalanya tambah pusing.  Mama   Bunda karangan Melly Goeslaw.
            Kasih  berjalan ke kamarnya.  Dia  langsung  tidur.    Kubuka album biru
            Mama Kasih tidak bangun-bangun sampai malam.     Penuh debu dan usang
            Kasih sangat cemas.                              Kupandangi semua gambar diri
               “Ma… ma… bangun…,” ucap Kasih lembut.         Kecil bersih, belum ternoda
               Perlahan, mata Mama Kasih terbuka.  “I… Iya,   Pikirku pun melayang
            Kasih…  Ini  jam  berapa?  Hah!  Astagfirullah,  jam   Dahulu penuh kasih
            setengah tujuh malam?” gumam Mama Kasih.         Teringat semua cerita orang,
               “Sih, kamu sudah makan?” tanya Mama Kasih.     tentang riwayatku
            “Sudah!” jawab Kasih semangat.  “Duh, Sih, Mama   Kata mereka diriku s’lalu dimanja
            tidur lagi, ya.  Mama pusing banget.”            Kata mereka diriku s’lalu ditimang
               Mama Kasih berbaring  di tempat tidur lagi.    ...
            Keesokan harinya, Mama Kasih belum juga bangun.   ...
               “Ma, bangun!” seru Kasih.  Mamanya tak bangun.    Oo … bunda ada dan tiada dirimu ‘kan selalu ada di
            Kasih tidak mau sekolah.  Kasih menelepon dokter   dalam hatiku …
            langganannya, Om Raffi.                            Om  Raffi  kaget  karena  Kasih  menangis  lagi.
               “Om, dari tadi pagi, Mama tidak bangun.  Jadi   “Nah,  yuk, kita naik  ke lantai  tiga! Di  situ ada
            aku tidak sekolah.  Tolong ke rumahku, ya!” pinta   kamar kosong.  Sebenarnya, itu untuk anak bayi
            Kasih lewat handphone-nya.  “Oke.” jawab Om Raffi.   diimunisasi, tapi karena tak ada orang, kamu boleh
            “Hm…,” kata Om Raffi sudah sampai di rumah.      di situ,” kata Om Raffi saat sampai di Rumah Sakit
               Om Raffi menatap Kasih dengan matanya yang    My Life sambil menekan tombol lift 3.  “Nah, di sini
            berkaca-kaca.                                    kosong.   Kamu boleh tiduran di sini, atau boleh
               “Sih,  sebenarnya…     Mamamu…      terkena   duduk.    Boleh  apa  saja.”  Om  Raffi  membukakan
            kanker otak  dan… Om  sudah berusaha keras       pintu itu.  “Oke, Om ke kamar sebelah, ya.”
            untuk mengobatinya, tetapi, nyawanya tak           Om Raffi menutup pintu lagi.  Kasih mengambil
            terselamatkan…,” ujar Om Raffi.                  foto  Mamanya  dan  menyanyi  Bunda  lagi.    Dia
               Mata Kasih langsung berkaca-kaca.  Pipi Kasih   meneteskan air mata ke foto Mama Kasih itu.  Tiba-
            sudah basah.  Pipi sampai baju Kasih basah.      tiba, ada bayangan seperti Mamanya di depan kasih.
               “Hiks… Hiks… Mama kenapa tinggalkan aku?”       “Mmm… Mama?” ujar Kasih.   “Kasih?”  tanya
            gumam Kasih  sambil  memeluk  Mamanya  itu.      bayangan itu.  “Mama!”
            “Kasih… jangan nangis… Mama pasti akan senang      Kasih memeluk bayangan  itu.  Sayangnya,
            jika melihatmu senang.   Mama pasti sedih jika   bayangan itu tidak bisa disentuh.  Kasih langsung
            melihatmu sedih,” ucap Kasih.  “Tapi, Om… papa   terjatuh.
            sedang  keluar kota dua bulan…  kakak sedang       “Maaf, Kasih.  Mama sudah tidak bisa disentuh
            dikarantina di London sampai bulan depan… Lalu,   lagi,” ucap Mama Kasih.   “Iya,  tak  apa,” ujarnya.
            hiks,  aku tinggal sama siapa…? Hiks…,” tanya    “Kasih, maaf, Mama harus pergi lagi.  Tolong doakan
            Kasih.   “Kamu  tinggal di rumah Om  saja sampai   Mama agar tenang di akhirat.  Salam untuk Papa
            bulan depan… Mau, tidak? Nanti Kakakmu sudah     dan Kakak.  Mama harus pergi,” kata Mama Kasih
            pulang,  kamu tinggal  di rumah lagi.    Atau mau   sambil menangis.  “Oke, Ma.  Aku akan meminta
            tinggal di rumah Om sampai Papa pulang?” jawab   Kakak dan Papa berdoa untuk Mama.”
            Om  Raffi.    “Hiks…  sampai  papa  pulang  saja…   Mata Kasih berkaca-kaca.  “Selamat tinggal, anakku.
            Hiks!” tangis Kasih.  “Ya sudah.  Kemasi barang-  Jangan lupa salam untuk keluarga dan kerabat.  Beri
            barangmu dan ke rumah sakit Om, ya!” pesan Om    tahu teman-teman Mama juga.  Salam terakhir…”
            Raffi.                                             Mama Kasih langsung  lenyap.   “Selamat
               Kasih hanya mengangguk  sambil mengatur       tinggal…”
            nafasnya, karena habis menangis.  “Om, aku su…     Kasih  menangis.   “Ya Allah, tolong  tenangkan
            sudah  kemasi barang-barang,  nih,” kata Kasih   Mamaku di surga… tolong bahagiakan  Mamaku
            agak tenang.  “Ya sudah.   Yuk, ke rumah sakit   di surga...  hiks,  hiks!”  tangis  Kasih.   “Dan tolong
            Om!  Rumah  sakit  My  Life,”kata  Om  Raffi  sambil   bangunkan rumah di surga…” tambahnya.  [qvm]
            membawa jenazah Mama Kasih.                               Qisthi Vinaya Mahathira (MI Kelas III E)

                                                                                                        5
                                                                           AL ASHRI    EDISI 40 Juni 2014
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10