Page 35 - Al Ashri edisi 43
P. 35
LAPORAN perjalanan
alat-alat yang digunakan untuk snorkelling seperti Walapun miris rasanya saat dijelaskan bunda,
pelampung, kaki katak, dan snorkel dibagikan. banyak orang yang mengambil sekaligus merusak
Kami belajar bagaimana menggunakannya dengan terumbu karang untuk keuntungan sendiri.
baik dan benar. Padahal, terumbu karang merupakan salah satu
Setelah dirasa cukup, kami pun akhirnya potensi sumber daya laut yang sangat penting di
menuju tempat snorkelling yang telah di pilih, Indonesia. Jika dirusak dan tidak dijaga, bukan
Pulau Daun Teduh. Langsung saja kami disuguhi hanya kwantitas dan kualitas terumbu karang yang
oleh pemandangan indah di bawah sana, terumbu- akan berkurang, tapi juga akan berdampak pada
terumbu karang dengan berbagai warna, ukuran biota laut yang hidup di sekitarnya. Maka kegiatan
dan bentuk. Ikan-ikan pun tak kalah banyak dan kami juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
cantiknya. Rasa syukur karena dapat melihat ciptaan dan kemampuan masyarakat dalam pemanfaatan
Allah yang indah itu tak terbendung rasanya. dan pengelolaan sumber daya terumbu karang.
Tak terasa, matahari sudah berada di ufuk barat,
jingganya malu-malu meredup, menandakan kami
harus kembali ke penginapan. Sebelum sampai di
Pulau Pramuka, kami mendatangi suatu pulau untuk
beristirahat sejenak. Momen itu tidak disia-siakan
oleh semuanya, suara-suara kamera yang sedang
mengabadikan momen terdengar di sekeliling
dermaga, juga suara tawa bahagia dari semuanya.
Kami pulang ke penginapan dengan keadaan basah
kuyup, namun tak kehilangan kehangatan yang
telah terjalin hari itu.
Setelah shalat maghrib, kami berkumpul kembali
di salah satu penginapan kami. Kami membahas
tentang apa saja hal-hal yang kami temui, berbagi
cerita tentang LDP tahun ini, mempresentasikan
hasil penelitian kami tadi, kemudian makan malam
setelah shalat isya. Gelak tawa pun tak luput dari
suasana malam itu, senyum haru akan keberhasilan
serta tangisan bahagia dari para pengurus yang telah
berhasil mewujudkan semuanya “segala sesuatu tak
pernah luput dari kerja keras di belakangnya (KIR
17)”.
Matahari sudah menampakkan cahayanya saat
kami bangun, meski samar-samar. Setelah shalat
subuh, kami bersantai sebentar. Banyak yang
berjalan-jalan di sekitar dermaga, memancing,
dan mengobrol di depan rumah. Setelah makanan
datang, makanan itu pun langsung kami santap.
Senang rasanya dapat merasakan makanan
seperti yang biasa kami santap di rumah. Kami
pun pergi lagi dengan menggunakan perahu ke
tempat penangkaran hiu, kerapu dan ikan lainnya.
Kemudian menuju ke Pulau Karya untuk bersih-
bersih pulau. Semua antusias, mengambil dan
mengumpulkan sampah di sana.
Tempat penangkaran penyu menjadi tujuan
kami selanjutnya. Penyu-penyu yang kehidupannya
sudah terancam akan ulah manusia-manusia tak
bertanggung jawab, dipelihara dan dikembang-
edisi 43isi 43 33
ed