Page 62 - Al Ashri edisi 43
P. 62
OPINI
sementara memberikan dua telinga. Tidak Jadi, menjadi good listener sama halnya
salah jika anugerah itu harus dimaknai dengan memberikan kebahagiaan
sebagai kondisi untuk lebih banyak pada orang lain.
mendengar ketimbang berbicara. Tapi mengapa banyak muslim
Memang ada kalanya kita dituntut tidak menyadari telah gagal
untuk banyak berbicara, tetapi menjadi good listener karena
ada kalanya kita dituntut tersangkut pengandaian-
untuk banyak mendengar. pengandaian di atas?
Hanya saja kalau dalam M enanamkan
posisi netral pilihan values good listener bagi
menjadi good listener saja siswa madrasah saat ini,
itu lebih elok. rasanya masih perlu terus
Bayangkanlah jika ada dibudayakan. Apalagi, rata-
di antara kita sebagai sales yang rata siswa/siswi madrasah
sedang antusias menjelaskan pembangunan memiliki
sebuah produk, ‘kecerdasan verbal’ yang
sedangkan audiensnya hampir merata. Kasus
ngobrol sendiri-sendiri. pada saat Jum’at
Bayangkanlah jika ada di adalah hal penting di
antara kita sebagai dosen yang sedang antusias mana core values ini amat
menjelaskan materi kuliah, sedangkan dibutuhkan sekali untuk siswa madrasah.
mahasiswanya ngobrol sendiri-sendiri. Setuju atau tidak setuju, kita belum bisa
Bayangkanlah jika ada di antara kita sebagai menciptakan suasan Jum’atan yang khusyu.
ustadz yang sedang antusias menjelaskan Bisa jadi semua harus berangkat dari
tentang agama, sedangkan santrinya ngobrol kesadaran menjadi good listener.
sendiri-sendiri. Bayangkanlah jika ada di Menjadi muslim berarti kerelaan menjadi
antara orang tua yang sedang teriak-teriak good listener. Sederhana sekali, jika kita
memanggil anaknya agar lekas pulang, bersedia mendengarkan pembicaraan,
sementara anaknya tetap asyik bercanda tidak menyela pembicaraan, fokus pada
dengan temannya dan mengacuhkan kita. pembicaraan dan tidak berbicara saat orang
Bayangkanlah jika kita adalah kepala lain berbicara, sesungguhnya kita sudah
madrasah yang sedang memimpin rapat, menjadi good listener.
sementara para guru rapat sendiri sesama Ada benarnya kalimat ringkas, “Manusia
mereka sambil ketawa-ketiwi. diberi dua tangan agar melakukan banyak hal
Bayangkanlah kita sebagai guru sedang kebaikan, dua kaki agar senantiasa bergerak
menjelaskan materi pembelajaran di menuju kebaikan, dua mata agar melihat
depan kelas, sementara siswa kita tidak keindahan dan kebaikan, satu mulut dan dua
memperhatikan bahkan mereka saling telinga agar lebih banyak mendengar daripada
berbisik seolah kelas tidak ada gurunya. berbicara. Karena manusia senantiasa ingin
Kalau begitu, bukankah menjadi didengar.Hargailah orang lain dengan
good listener itu memuaskan orang? mendengarkan dan janganlah menyela.”
Membahagiakan speaker? Let’s to be a good listener! [ABDUL]
60 edisi 43isi 43
ed