Page 57 - Al Ashri edisi 43
P. 57

OPINI



 AFIF ABDUL LATIF  bangkai busuk. Dan ketika hidup pun, ia kesakitan jika   apa yang membawa manfaat bagiku, serta karuniakanlah

 Guru Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan  tertusuk duri dan berkeringat jika kepanasan.  padaku  ilmu  yang  bermanfaat”.  Dari  doa  tersebut
                                                             terungkap bahwa kualitas ilmu yang didambakan dalam
               Sebenarnya, pendidikan dapat diartikan secara
            sederhana sebagai upaya menjaga anak keturunan agar   Islam adalah kemanfaatan dari ilmu itu. Hal ini terlihat
            memiliki kualitas iman prima, amal sempurna dan akhlak   dari hadits Rasulullah : “Iman itu bagaikan badan yang
            paripurna.   Karena itu, tanpa banyak diketahui, di dalam   masih polos, pakaiannya adalah taqwa, hiasannya adalah
            islam, langkah awal pendidikan untuk mendapatkan   rasa malu dan buahnya adalah ilmu.”
            kualitas keturunan yang demikian sudah ditanamkan   Pemisahan  dan  pengotakan  antara  agama  dan
            sejak anak bahkan belum terlahir. Apa buktinya? Manhaj   sains jelas akan menimbulkan kepincangan dalam
            islam menggariskan bahwa sebaik-baik kriteria dalam   proses pendidikan, agama jika tanpa dukungan
            memilih pasangan hidup adalah faktor agama, bukan   sains akan menjadi tidak mengakar pada realitas dan
            karena paras muka dan kekayaannya.  Sebab, diyakini,   penalaran, sedangkan sains yang tidak dilandasi oleh
            calon orang tua yang memiliki keyakinan beragama yang   asas-asas agama dan akhlaq atau etika yang baik akan
            baik tentu akan melahirkan anak-anak yang juga baik.  berkembang menjadi liar dan menimbulkan dampak
               Di dalam ajaran islam, orang tua bertanggung   yang merusak. Murtadha Mutahhari seorang ulama,
            jawab  terhadap  pendidikan  anak-anaknya.  Keduanya   filosof dan ilmuwan Islam menjelaskan bahwa iman
            berkewajiban   mendidik   anak-anaknya   untuk   dan sains merupakan karakteristik khas insani, di mana
            mempertemukan potensi dasar dengan pendidikan,   manusia mempunyai kecenderungan untuk menuju
            sebagaimana sabda  Nabi Muhammad  saw yang       ke arah kebenaran dan wujud-wujud suci dan tidak
            menyatakan bahwa : “Setiap anak dilahirkan di atas   dapat hidup tanpa menyucikan dan memuja sesuatu.
            fitrahnya, maka kedua orangtuanya yang menjadikan   Ini adalah kecenderungan iman yang merupakan fitrah
            dirinya beragama  Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR   manusia. Tetapi di lain pihak manusia pun memiliki
            Bukhari). Kewajiban ini juga ditegaskan dalam firman-  kecenderungan untuk selalu ingin mengetahui dan
            Nya: Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan   memahami semesta alam, serta memiliki kemampuan
            shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.   untuk memandang masa lalu, sekarang dan masa
            Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang   mendatang (yang merupakan ciri khas sains).
            memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu   Al-Qur’an berkali-kali meminta manusia membaca
            adalah bagi orang yang bertakwa”. (QS. 20:132). Dalam   tanda-tanda alam, menantang akal manusia untuk
            ayat lain, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah   melihat ke-MahaKuasa-an Allah pada makhluk lain,
            dirimu dan  keluargamu  dari api neraka yang bahan   rahasia penciptaan tumbuhan, hewan, serangga,
            bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-  pertumbuhan manusia, kejadian alam dan penciptaan
            malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah   langit bumi. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berisikan
            terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan   tentang kejadian-kejadian di sekitar kita yang menuntut
            selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. 66:6)  pemahaman dengan sains/akal manusia. Karena itu,
               Dalam Islam, pentingnya pendidikan tidak semata-  seorang muslim juga diwajibkan untuk mempelajari sains,
            mata mementingkan individu, melainkan erat kaitannya   karena sains hanyalah salah satu pembuktian kekuasaan
            dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Konsep   Allah, di samping ayat-ayat qauliyah. Karenanya, konsep
            belajar/pendidikan dalam Islam berkaitan erat dengan   pendidikan dalam islam menurut Al-Qur’an pun tidak
            lingkungan dan kepentingan umat. Oleh karena itu,   hanya berisi materi-materi pendidikan keagamaan saja.
            dalam proses pendidikan senantiasa dikorelasikan dengan   Penutup
            kebutuhan lingkungan, dan lingkungan dijadikan     Al-Qur’an menawarkan konseptualisasi pendidikan,
            sebagai sumber belajar. Seorang peserta didik yang diberi   yang berintikan ilmu naqliyah yang melandasi semua ilmu
            kesempatan untuk belajar yang berwawasan lingkungan   aqliyah,  sehingga  diharapkan  dapat  mengintegrasikan
            akan   menumbuhkembangkan     potensi  manusia   antara akal dan wahyu, ilmu-ilmu syar’iyyah dan ilmu-
            sebagai pemimpin. Firman Allah (QS Al Baqarah 30)   ilmu ghairu syar’iyyah dalam proses pendidikan. Sehingga,
            menyatakan :”Sesungguhnya Aku jadikan manusia sebagai   melalui upaya tersebut dapat merealisasikan proses
            pemimpin (khalifah) di atas bumi”.   Kaitan dengan   memanusiakan  manusia  sebagai  tujuan  pendidikan,
            pentingnya pendidikan bagi umat, Allah berfirman:   yaitu mengajarkan, mengasuh, melatih, mengarahkan,
            ”Hendaklah ada di antara kamu suatu ummat yang   membina dan mengembangkan seluruh potensi peserta
            mengajak kepada kebajikan dan memerintahkan yang   didik dalam rangka menyiapkan mereka merealisasikan
            ma’ruf dan melarang yang mungkar. Mereka itulah orang-  fungsi dan risalah kemanusiaannya di hadapan Allah
            orang yang beruntung” (QS. 3:104).               SWT, yaitu mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT
               Konsep pendidikan dalam Islam menawarkan suatu   dan menjalankan misi kekhalifahan di muka bumi,
            sistem pendidikan yang holistik dan memposisikan   sebagai makhluk yang berupaya mengiplementasikan
            agama dan sains sebagai suatu hal yang seharusnya   nilai-nilai ilahiyah dengan memakmurkan kehidupan
            saling menguatkan satu sama lain, yang secara umum   dalam tatanan hidup bersama dengan aman, damai dan
            ditunjukkan dalam doa Rasulullah : “Ya Allah, ajarilah aku   sejahtera.
                                                                                            edisi 43isi 43 55

                                                                                            ed
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62