Page 78 - Al Ashri edisi 43
P. 78
RENUNGAN
Kelema
Kelemahlembutanhlembutan
dan Ketegasann Ketegasan
da
oran Republika dalam rubrik Hikmahnya Begitulah kelemahlembutan Rasulullah
pada 1 Oktober 2012 silam pernah meng hadapi anak-anak. Sebuah kisah teladan
Kmenyitir sebuah riwayat: “Suatu hari, yang mengagumkan dalam pendidikan dan
Rasulullah SAW didatangi seorang perempuan pembelajaran.
yang bernama Sa’idah binti Jazi. Ia membawa Lalu, apakah ritme Rasulullah dalam mendidik
anaknya yang baru berumur satu setengah tahun. hanya satu irama seperti kisah di atas? Ternyata
Rasul kemudian memangku anak tersebut. Tiba- tidak.
tiba, si anak kencing (mengompol) di pangkuan Ada celah di mana kategasan sebagai bagian
Rasulullah. Spontan, sang ibu merenggut anaknya dari proses pendidikan juga diterapkan oleh
dengan kasar. Rasulullah. Rasul memang berjiwa lembut,
Seketika itu juga, Rasulullah shallalaahu ‘alaihi tapi bukan berarti kehilangan kewibawaan dan
wa sallam menasihatinya. “Dengan satu gayung air, kehilangan ketegasan atau lembek ketika sifat
bajuku yang terkena najis karena kencing anakmu tegas dibutuhkan sebagai alat pendidikan.
bisa dibersihkan. Akan tetapi, luka hati anakmu Tegas tidak identik dengan kasar. Ketegasan
karena renggutanmu dari pangkuanku tidak bisa adalah alat menegakkan disiplin dan kepatuhan
diobati dengan bergayung-gayung air,” ujar Rasul. pada aturan. Sementara sifat kasar cenderung
Rasulullah memang dikenal sangat sayang bersifat destruktif yang tidak berhubungan secara
pada anak-anak. Karena itu pula beliau terheran- langsung dengan penegakkan disiplin dalam
heran mendengar pengakuan Aqra’ ibnu Habis At proses pendidikan dan pembelajaran.
Tamimi yang memiliki sepuluh anak tapi tak satu Sebagai contoh, Rasul pernah menjewer
pun dari anak-anaknya itu pernah diciumnya. telinga seorang anak karena anak itu tidak
Seketika Rasul berucap pada Aqra’, “Man laa amanah. Tentulah, seorang Rasul yang lembut,
yarhamu laa yurhamu,” Siapa yang tidak memiliki tidak mungkin menjewer dengan jeweran yang
sifat kasih sayang, niscaya tidak akan memperoleh kasar dan bermaksud untuk menyakiti.
rahmat Allah.” Diriwayatkan oleh Imam Nawawi dari Abdullah
Dalam riwayat lain dikemukakan: bin Basr al-Mazni radhiyallaahu ‘anhu yang
Suatu hari Rasul sedang memimpin shalat menuturkan, “Aku pernah diutus ibuku dengan
berjamaah dengan para Sahabatnya, Salah satu membawa beberapa biji anggur untuk disampaikan
sujud dalam shalat yang dia lakukan cukup lama kepada Rasul. Kemudian aku memakannya
waktunya sehingga mengundang keheranan para sebelum aku sampaikan kepada Beliau. Ketika aku
Sahabat. Setelah shalat berjamaah selesai, salah mendatangi Rasul, Beliau menjewer telingaku sambil
seorang Sahabat bertanya, “Mengapa begitu berseru, ‘Wahai Penipu’.”
lama Rasul bersujud?” Jawab Rasul, “Di atas Mendidik seperti seni memainkan strategi.
punggungku sedang bermain cucuku Hasan dan Memadukan kelemahlembutan dan ketegasan
Husain. Kalau aku tegakkan punggungku maka dalam proses pembelajaran. Lahirlah suasana
mereka akan terjatuh. Karena itu, aku menunggu menyenangkan tanpa kehilangan momentum
mereka turun dari punggungku, baru aku cukupkan menanamkan kedisiplinan peserta didik. Allaahu
sujudku.” a’lam. [ABDUL]
76 edisi 43isi 43
ed