Page 76 - Al Ashri 50.cdr
P. 76

RENUNGAN



            Hikmah Halalbihalal Hikmah Halalbihalal
            Hikmah Halalbihalal


            Bagi KehidupanBagi Kehidupan
            Bagi Kehidupan



                                                              tidak cukup untuk membayar kesalahan kita kepada
                                                              orang lain, hingga kita menjadi orang yang pailit atau
                                                              bangkrut, sehingga terpaksa dilemparkan ke dalam api
                                                              neraka.  (Lihat  Hadis  tentang  al-Muflis,  riwayat
                                                              Muslim).  Hubungan  yang  baik  dengan  sesama
                                                              manusia  ini  merupakan  modal  sosial  yang  utama
                                                              untuk  membangun  kehidupan  bahagia  dunia  dan
                                                              akhirat.
                                                                 Kedua,  bahwa  kedaulatan  rohaniyah  harus
                                                              ditempatkan  setingkat  lebih  tinggi  dari  kedaulatan
               Halalbihalal  merupakan  salah  satu  tradisi  islami   jasmaniah.  Aktivitas  jasmaniah  kita:  tangan,  kaki,
            yang  biasanya  diadakan  pada  setiap  Hari  Raya  Idul   lidah, telinga, kulit, bahwa syahwat, ghadlab, dan akal
            Fitri,  atau  pada  saat  seseorang  akan  mengadakan   harus berada di bawah kendali ruhaniah. Hal ini sudah
            perjalanan  ibadah  haji.  Di  dalamnya,  diisi  dengan   dilatih selama ibadah puasa, hingga kita menjadi orang
            silaturahmi,  menanyakan  kabar  tentang  kesehatan   yang  bertakwa  (Q.S.  al-Baqarah,  2:183),  yang  ciri-
            masing-masing,  saling  memaafkan  dan  mendoakan   cirinya: merasa diawasi oleh Allah SWT, memiliki rasa
            tentang kebaikan. Para ulama biasanya merujuk pada   simpati dan empati; patuh dan tunduk pada aturan
            salah satu potongan dari ayat 134 surat Ali 'Imran yang   Allah,  dan  bersikap  egaliter.  Dengan  menempatkan
            berbunyi  wa  al-aafiina  'an  al-naas:  yang  menurut   kedaulatan  ruhaniah  ini,  maka  diri  kita  akan
            Ahmad Musthafa al-Maraghy dalam Tafsirnya   Tafsir   terpelihara dari segala dosa, akan senantiasa berada
            al-Maraghy  jilid  II  (h.71)  adalah  ai  wa  al-ladziina   dalam  keadaan  suci,  dan  dengan  kesucian  diri
            yatazawajuuna  an  dzunubi  al-naas  wa  yatrukuuna   (tazkiyah al-nafs) ini akan terbuka ma'rifat, isyraqiyah,
            muwaakhidzatahum ma'a al-qudrah 'ala dzaalika, wa   mauhubah,  taufik,  hidayah,  ilham,  ilmu  laduni,  dan
            tilka  manzilatun  min  dhabthi  al-nafsi  wa  milki   ilmu al-huduri dari Allah SWT. Dengan ilmu ini, ia dapat
            dzamaamiha qalla man yashilu ilaiha wa hiya arqa min   memahami ayat-ayat Allah dan memperoleh hidayah-
            kadzmi al-ghaidz; Artinya: “Adalah orang-orang yang   Nya.  Dengan  ilmu  ini  ia  akan  mampu  memahami
            memaafkan  dosa  manusia  dan  tidak  menyakitinya   kandungan  Alquran.  Jika  Alquran  diibaratkan  buah
            walaupun ia memiliki kesanggupan melakukannya. Hal   kelapa, maka ia tidak hanya dapat mengupas kulitnya,
            itu  termasuk  bagian  dari  pengendalian  diri,  dan   batoknya, dan dagingnya, tetapi juga santannya. Yakni
            termasuk  tingkat  penguasaan  amarah  tertinggi.   ia tidak hanya dapat membaca, menghafal teks ayat,
            Memaafkan ini merupakan salah satu dari sifat orang   menerjemahkannya,  dan  menafsirkannya  melalui
            bertakwa yang dijanjikan balasan surga dari Allah SWT.   bantuan  ilmu  bahasa,  ilmu-ilmu  Alquran,  dan  ilmu-
            Sedangkan sifat takwa lainnya adalah berinfak dalam   ilmu  bantu  lainnya,  tetapi  juga  dapat  mendapatkan
            keadaan  berkecukupan  atau  pailit,  mengendalikan   hidayah dari Allah SWT, yakni kemampuan memahami
            amarah,  dan  memohon  ampunan  atas  segala  dosa   ayat dan terdorong untuk mengamalkannya.  Kesucian
            kepada  Allah  SWT.  Halalbihalal  yang  demikian  itu   diri  ini  telah  kita  raih  selama  ibadah  puasa  dengan
            diadakan  guna  mengingatkan  kepada  kita  tentang   melaksanakan taubat, zuhud, sabar, tawakal, ikhlas,
            beberapa hal sebagai berikut.                     qana'ah, ridha dan sebagainya. Inilah yang selanjutnya
               Pertama, bahwa hubungan yang baik dengan Allah   kita namakan sebagai modal spiritual.
            saja belum menjamin keselamatan dan kebahagiaan      Ketiga,  bahwa  hidup  seorang  muslim  yang  baik
            hidup  kita  di  dunia  dan  akhirat.  Orang  yang   adalah  hidup  yang  ditandai  oleh  kepatuhan
            hubungannya tidak baik dengan manusia bukan saja   menjalankan  perintah  agama  secara  sungguh-
            akan mengalami kesulitan hidup di dunia, melainkan di   sungguh  dan  berkelanjutan,  sebagaimana  yang
            akhirat nanti. Kesulitan hidup di dunia terjadi ketika   dikerjakan pada bulan Ramadhan, yaitu shalat fardu
            relasi  dan  mitra  kita  menjauhi    kita.  Sedangkan   dan  shalat  sunnah  berjama'ah,  tadarrus  Alquran,
            kesulitan hidup di akhirat terjadi ketika kita terhalang   qiyamul  lail,  I'tikaf  di  masjid,  bersedekah,  dan
            masuk surga, karena amal pahala, amal ibadah kita   bersilaturahmi. Inilah yang dianjurkan dalam surat al-


            74      Al Ashri edisi 50
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80