Page 12 - Al Ashri 47.cdr
P. 12

SENI budaya
                                                              dan tak lama kemudian aku menangis karena merasa
                                                              diejek. Guruku langsung menenangkan kelas agar tak
          Bidadari                                            menahan kencing lagi.
          Bidadari
          Bidadari
                                                              menertawakanku.  Sejak  saat  itu  aku  tak  pernah
                                                              Tak Terasa 3 Tahun pun Berlalu
                   tanpa                                        yang menggembirakan. Namun, hari  ini adalah hari
                                                                 3  tahun  belakangan  kulewati  dengan  hari-hari
             Sayapku                                          yang  sangat  tidak  menyenangkan  karena  bidadari
             Sayapku
             Sayapku
                                                              tanpa sayapku harus dirawat di rumah sakit. Mamaku
                                                              diopname  karena  terkena  penyakit  diabetes,  tak
                                                              tanggung-tanggung  gula  mamaku  sudah  mencapai
                                                              angka 400. Mamaku sampai kurus. Tiga kali bolak-balik
                        Karya Rivai Ilhami Putra, 9H
                        Karya Rivai Ilhami Putra, 9H
                        Karya Rivai Ilhami Putra, 9H          dirawat di rumah sakit karena tak kunjung sembuh.
                                                              Saat lebaraan pun harus mama lewati di rumah sakit.
            RS Restu, 27 Desember 2002                           16 September 2011, akhirnya mamaku dibolehkan
               Aku dilahirkan seorang wanita yang menurutku ia   pulang  oleh  dokter.  Rasanya  senang  sekali,  yaa
            adalah  wanita  terbaik  yang  pernah  hadir  dalam   walaupun mamaku belum pulih sepenuhnya. Namun,
            hidupku. Dia  membesarkanku  dengan  kasih  sayang   setidaknya aku sudah bisa melihat wajahnya di rumah.
            yang  dititipkan  Tuhan  lewat  hatinya.  Mama  adalah
            guru  pertamaku.  Guru  yang  mengajari  bagaimana   20 September 2011
            caranya  melewati  hari  tanpa  sakit. Walaupun  aku      Hari ini sangat panas sekali. Mungkin neraka dan
            seringkali  menyakiti  perasaannya,  tapi  ia  hanya   bumi  hanya  berbanding  1:2.  Adzan  dzuhur  pun
            membalasku dengan sayangnya.                      berkumandang. Aku langsung mengambil air wudhu
                                                              dan  segera  melaksanakan  salat.  Selesai  salat,  aku
            7 tahun pun berlalu                               sangat mengantuk. Mamaku juga sudah tertidur pulas
               Hari  ini  adalah  hari  pertamaku  sekolah.  Aku   di ruang TV. Kakakku sedang asyik-asyiknya memasak
            bangun pagi-pagi sekali karena tak mau melewatkan   di dapur. Aku pun langsung masuk ke kamar karena
            hari  spesialku.  Aku  pergi  bersama  kakakku  dengan   mataku  hanya  tersisa  5  watt  lagi.  Sesampainya  di
            menggunakan  ojek  langgananku.  Pertama  kali  aku   kamar,  aku  jadi  tidak  bisa  tidur  karena  terlalu  asyik
            berpikir sekolah itu menyeramkan. Teman-teman pasti   menonton Police 86. Selang beberapa jam kemudian,
            mem-bully-ku dan gurunya pasti killer-killer. Ternyata,   kakak  memanggil-manggilku  dengan  terengah-
            eh  ternyata  semua  dugaanku  tentang  sekolah  itu   engah.
            SALAH BESAR. Teman-teman sangat menyenangkan,        “Dek, mama... Dek, mama..,” ujar kakakku tersedu-
            apalagi kakak kelas, mereka suka “menggodaiku” saat   sedu.
            aku sedang di kantin. Guru-gurunya juga sangat baik.      “Hah? Mama Kenapa? Ujarku seraya menghampiri
            Apalagi  Bu  Aini,  wali  kelasku.  Dia  sangat  perhatian   mamaku.
            sekali padaku.                                       Kakakku segera memanggil warga kampung untuk
                                                              menolong. Mamaku dengan cepat dibawa ke Rumah
            3 bulan pun berlalu                               sakit Budhi Asih. Ketika aku ingin masuk ke ruang UGD,
               Hari  ini  adalah  hari  Senin,  hari  pertama  sehabis   aku  ditarik  keluar  oleh  temanku.  Dia  menyuruhku
            weekend selama 2 hari. Aku berangkat seperti biasa   menunggu  di  luar  saja.  Selang  15  menit  kemudian,
            dengan ojek langgananku, Bang Andi namanya. Entah   Pak salim, Ketua RT di kampungku keluar dari ruang
            kenapa hari  ini aku  sangat bersemangat sekali. Apa   UGD dan berkata kepada warga kampung yang juga
            karena  sudah  rindu  sama  Bu  Aini  yaa?  Hehe.  Saat   ikut  ke  rumah  sakit  bahwa  mama  sudah   “gak  ada”.
            pelajaran Seni Budaya dimulai, aku merasa ada sesuatu   Mendengar hal itu aku sangat terpukul. Hatiku seperti
            yang  ingin  keluar  dari  tubuhku,  tapi  aku  tak   terbelah menjadi 1000 bagian.
            menghiraukannya karena takut mengganggu guruku       Tak kusangka hari ini adalah hari terakhir mamaku
            yang sedang menjelaskan. Sudah hampir 15 menit aku   melihat keindahan dunia yang fana. Jika aku tahu hari
            tahan  dan  aku  sudah  tidak  kuat  lagi  dan  akhirnya   ini adalah hari kepergiannya, aku pasti akan membuat
            “pyurrrr”  keluarlah  semua  air  seniku.  Aku  ke  depan   ia  lebih  bahagia  dari  sebelumnya.  Mamaku
            kelas dengan santainya seperti tidak habis melakukan   dimakamkan  di TPU  Pondok  Rangon  dekat  dengan
            apa-apa dan meminta izin untuk mengambil kain pel.   kuburan kakaknya yang sedang menunggu di surga.
               “Bu,  saya  mau  ke  kamar  mandi.  Ambil  kain  pel,”      Mamaku adalah orang yang sangat aku sayangi. Ia
            ujarku.  “Buat  apa?”  tanya  guruku  yang  mulai   juga  orang  yang  sangat  dihormati.  Kepergiannya
            kebingungan. “Buat ngepel, tadi saya kencing di situ”,   sangat  membuatku  sakit  hati.  Namun,  yaa  harus
            jawabku tegas.                                    bagaimana lagi. Itu memang sudah takdir Ilahi. Pagi
               Mendengar  pengakuanku  seisi  kelas  langsung   demi  pagi  akan  kulewati  dengan  ambisi  dan  juga
            tertawa terbahak-bahak. Hal itu membuatku bingung   bahagia di hati. Walau sakit masih tersisa di hati, akan
                                                              kubuat ini menjadi history.
            10      Al Ashri edisi 47                         - Based on true story-
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17