Page 13 - Al Ashri 47.cdr
P. 13

SENI budaya


                       Sepenggal Kisah di Sore Itu


                    Catatan Sore Anjani di Kafe Inspirasi saat Rintik Hujan dan Baunya Mendominasi
                                              Karya Suci Pasca Ramadhani, 9H
               Kring...                                       berlabel Hafiz di bagian nametag-nya.
               Suara bunyi bel menandakan ada pelanggan baru      "Sebagai penilaian terakhir dalam sesi antarpos,
            yang datang.                                      tuliskan segala sesuatu tentang Organization of the
               “Selamat datang di kafe inspirasi,” salah seorang   Petroleum Exporting Countries atau OPEC di selembar
            barista menyambutku dengan sapaan dan senyuman    kertas yang sudah dibagikan. Tiap poin yang benar
            tulus.  Langkahku  langsung  menuju  meja  terujung   akan bernilai 4 dan salah akan berkurang 2," ucap Kak
            dekat  dengan  jendela  besar  yang  langsung     Hafiz.  Aku  pun  segera  berdiskusi  dengan  timku.
            menghadap  ke  jalanan.  Suasana  di  kafe  tampak   Namun,  lagi-lagi,  hal  yang  kuketahui  sudah  ditulis
            ramai,  ditemani  dengan  band  kafe  yang        duluan oleh Anto.
            melantunkan lagu-lagu melankolis. Mungkin karena      Sehabis  perlombaan  usai,  kami  tinggal
            hari ini saturday night membuat orang ingin bersantai   menunggu  hasil  juara  yang  akan  masuk  ke  babak
            di  kafe.  Ada  yang  datang  bersama  kekasih  dan   final.  Pengumuman  akan  diberitahukan  minggu
            sahabat. Ada juga yang datang sendiri-sepertiku.  depan. Aku melirik jam yang melingkari tanganku.
               Seorang  pelayan  menghampiriku.  “Mau  pesan      "Sudah jam 4, yang lain ke mana ya?" Aku yang
            apa?”                                             sejak tadi pergi ke toilet, mencari keberadaan timku
               “Seperti biasanya,” seakan sudah tau maksudku,   dan tanpa sengaja mendengar suara bariton laki-laki
            pelayan tersebut langsung menuliskan 'menu Anjani'   dari balik dinding koridor.
            di notanya.                                          “Ya, tapi gimana? Dia sama sekali ga ngebantu dari
               “Ditunggu  sebentar  ya,  Anjani!”  wanita  dengan   awal. Disuruh nulis pas sesi tertulis aja ga bisa! Niat
            tulisan  “Fara”  di  bagian  dada  kirinya  itu  berlalu   lomba ga sih, si Anjani itu!”
            meninggalkan mejaku. Kini kumembuka laptop dan       Suara itu…
            menyalakannya.                                       “Gapapa  lah  To,  anggap  aja  ini  semua  buat
               Aku  berlari  mengejar  timku.  Tanpa  kusadari,   pengalaman    Anjani  sendiri.  Lagi  pula,  Anjani  ga
            kakiku menginjak bebatuan dan..                   mengganggu pelaksanaan lomba,” bela Vito.
               BRUK..                                            “Kata siapa ga ganggu? Anjani jatuh pas babak
               “Aw,”  darah  segar  mengalir  dari  lututku.  Tidak   antar pos, ngebuat kamu menghabiskan waktu buat
            terlalu  parah,  namun  jika  dipaksakan  berlari  akan   nyari  PMR!  Untung  aja  ada  kakak  panitia  yang
            semakin  terasa  perihnya.  Aku  berusaha  bangkit,   kebetulan lewat di sekitar lapangan tempat si Anjani
            namun kaki tak bisa diajak kompromi untuk berlari.     jatuh,  jadi  masih  bisa  nolongin  kita,”  ucap  Anto
            Anto  dan Vito  yang sudah  berlari  jauh  mendengar   dengan nada sewot.  “Dia juga bisa-bisanya ngantuk
            rintihanku. Mereka berbalik dan menghampiriku.    pas  babak  tertulis!  Dikira  kita  ga  cape  mikir?!”
               “Anjani! Kok bisa jatuh? Waduh, gimana ini! Waktu   lanjutnya lagi.
            buat  ke  pos  berikutnya  2  menit  lagi,”  pekik  Anto      “Kak Anjani melakukan ini semua pasti ada alasan
            dengan wajah panik.                               kak! Mungkin saja, dia lagi punya banyak tugas yang
               Salah  satu  anggota  panitia  perlombaan  yang   ngebuat dia kurang fokus ke lomba. Ambil positifnya
            kebetulan sedang lewat menghampiri kami.          aja  kak,”  Vito  semakin  geram  terhadap  Anto  yang
               “Kamu kenapa? "                                selalu  saja  menyalahkan  Anjani.  Menurutnya,
               “Jatuh  terpeleset  batuan,  kak"  aku  meringis   keberhasilan tim akan tercapai dengan hadirnya kerja
            melihat darah mengalir semakin banyak.            sama yang kompak dan serasi.
               “Eh,  kalian!  Tolong  panggilkan  PMR  di  ruang      Ada rasa benci dan kecewa yang menjalar dalam
            panitia sekarang! Tolong teman kalian dulu, nih!" seru   diriku.  Bukan  benci  terhadap  Anto,  tapi  benci  ke
            Kak Mita, tertera di bagian nametag seperti itu.  diriku sendiri. “Selamat Anjani, kamu telah berhasil
               “Ayo,  To,"  Vito  hendak  menarik  tangan  Anto.   membuat  timmu  kecewa.”  Aku  pun  berlalu
            Namun,  Anto  malah  meghempaskan  genggaman      meninggalkan tempat tersebut. Sudah cukup bagiku
            Vito.                                             mendengarnya. Vito benar, aku melakukan ini semua
               "Kamu saja, aku di sini," ucap Anto sambil memutar   dengan alasan yang jelas.
            bola matanya.                                        Aroma kopi menyeruak menginterupsi kegiatan
               Setelah  melewati  8  pos  lomba,  kami  langsung   mengetikku.  “Kopi  hitam  Anjani,”  kata  Fara  sambil
            berlari  cepat  ke  aula  utama  di  mana  kita  memulai   meletakkan minuman pesananku di meja.
            lomba.                                               “Terima  Kasih,  Fara,”  ucapku  disertai  senyuman
               "Yang  baru  datang,  harap  segera  menduduki   tulus.
            bangku  yang  masih  kosong,"  seru  kakak  panitia      Fara  membalasnya  dengan  anggukan  dan

                                                                                   Al Ashri edisi 47 11
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18